Wisata

8 Candi Bersejarah di Indonesia yang Wajib Dikunjungi

Pergi.id – Candi Bersejarah di Indonesia yang Wajib Dikunjungi, Indonesia tidak hanya terkenal dengan keindahan alam dan keragaman budayanya, tetapi juga dengan warisan sejarahnya yang luar biasa. Salah satu peninggalan sejarah yang paling berharga di Indonesia adalah candi-candi kuno yang tersebar di berbagai wilayah. Candi-candi ini tidak hanya menjadi saksi bisu kejayaan peradaban masa lalu, tetapi juga tempat ibadah yang penuh makna spiritual. Berikut adalah beberapa candi bersejarah di Indonesia yang wajib dikunjungi bagi para pecinta sejarah, budaya, dan arsitektur.

1. Candi Borobudur, Magelang

Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, adalah candi Buddha terbesar di dunia dan salah satu keajaiban dunia. Candi ini dibangun pada masa Dinasti Syailendra sekitar abad ke-8 hingga ke-9 Masehi. Arsitekturnya yang megah terdiri dari 2.672 panel relief dan 504 arca Buddha, menjadikannya sebagai monumen Buddha yang paling lengkap di dunia.

Borobudur dibangun dengan filosofi kosmologi Buddha Mahayana, di mana struktur candi melambangkan alam semesta. Candi ini terdiri dari tiga bagian utama: Kamadhatu (dunia hasrat), Rupadhatu (dunia bentuk), dan Arupadhatu (dunia tanpa bentuk). Pengunjung dapat berjalan mengelilingi candi searah jarum jam, yang dikenal dengan istilah “pradaksina,” untuk mencapai puncak candi sebagai simbol perjalanan menuju pencerahan.

Borobudur juga menjadi tempat perayaan Waisak, perayaan terbesar umat Buddha di Indonesia. Pada hari itu, ribuan umat Buddha dari berbagai negara berkumpul di Borobudur untuk melakukan upacara keagamaan. Bagi wisatawan, berkunjung ke Borobudur tidak hanya menawarkan pemandangan arsitektur yang luar biasa, tetapi juga kesempatan untuk merasakan suasana spiritual yang mendalam.

2. Candi Prambanan, Yogyakarta

Candi Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia dan salah satu situs warisan dunia UNESCO. Candi ini dibangun pada abad ke-9 Masehi oleh Raja Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Kuno. Prambanan didedikasikan untuk Trimurti dalam agama Hindu: Brahma (pencipta), Wisnu (pemelihara), dan Siwa (penghancur). Di tengah kompleks candi, terdapat tiga candi utama yang masing-masing dipersembahkan untuk ketiga dewa tersebut.

Keindahan Candi Prambanan tidak hanya terletak pada arsitekturnya yang megah, tetapi juga pada detail ukiran relief yang menghiasi dinding candi. Relief tersebut menggambarkan kisah Ramayana, salah satu epos terbesar dalam sejarah Hindu. Setiap malam, di halaman candi, pertunjukan sendratari Ramayana dipentaskan, menggabungkan tarian tradisional, musik gamelan, dan cerita epik Ramayana dalam suasana yang magis.

Kompleks Candi Prambanan juga memiliki banyak candi kecil di sekitarnya, termasuk Candi Sewu, Candi Lumbung, dan Candi Bubrah, yang semuanya memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang luar biasa. Pengunjung yang datang ke Prambanan dapat merasakan aura spiritual yang kuat, serta keindahan alam sekitar dengan latar belakang Gunung Merapi yang megah.

3. Candi Ratu Boko, Yogyakarta

Candi Ratu Boko, meski sering disebut sebagai candi, sebenarnya adalah sebuah kompleks keraton kuno yang digunakan sebagai pusat pemerintahan pada masa lalu. Terletak di atas bukit dengan pemandangan yang indah, kompleks Ratu Boko diperkirakan dibangun pada abad ke-8 oleh Dinasti Syailendra. Dari situs ini, pengunjung dapat menikmati pemandangan panorama Kota Yogyakarta dan Candi Prambanan dari kejauhan.

Ratu Boko memiliki sejumlah struktur yang mencerminkan fungsi keraton, termasuk gerbang utama, pendopo, paseban (aula pertemuan), serta kolam pemandian. Salah satu fitur menarik di kompleks ini adalah gua yang diperkirakan digunakan untuk meditasi atau praktik keagamaan. Candi Ratu Boko juga terkenal sebagai salah satu tempat terbaik untuk menikmati matahari terbenam di Yogyakarta. Suasana senja di kompleks ini menciptakan pemandangan yang memukau, dengan siluet candi yang disinari cahaya matahari terbenam.

4. Candi Mendut, Magelang

Terletak tidak jauh dari Candi Borobudur, Candi Mendut adalah salah satu candi Buddha yang juga memiliki peran penting dalam ritual keagamaan umat Buddha di Indonesia. Candi ini dibangun lebih awal dari Borobudur, yaitu sekitar abad ke-8 oleh Dinasti Syailendra. Candi Mendut terkenal dengan patung Buddha besar yang terletak di dalam candi, yang melambangkan Buddha sedang duduk dengan posisi tangan Dharmachakra Mudra, simbol pemutaran roda dharma.

Selain patung Buddha, di bagian dalam candi juga terdapat relief yang menggambarkan cerita-cerita Jataka, kisah kehidupan masa lalu Buddha yang mengandung nilai-nilai moral. Setiap tahunnya, Candi Mendut menjadi tempat awal bagi upacara Waisak sebelum dilanjutkan ke Candi Borobudur.

Candi Mendut memiliki suasana yang tenang dan damai, cocok bagi mereka yang mencari ketenangan batin sambil menikmati keindahan arsitektur candi yang sederhana namun penuh makna.

5. Candi Plaosan, Klaten

Candi Plaosan terletak di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, tidak jauh dari Candi Prambanan. Candi ini dibangun pada abad ke-9 oleh Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Kuno dan merupakan perpaduan antara agama Hindu dan Buddha. Hal ini terlihat dari arsitekturnya yang unik, di mana relief dan patung Buddha menghiasi candi, namun memiliki gaya arsitektur Hindu.

Kompleks Candi Plaosan terdiri dari dua candi utama, yaitu Plaosan Lor dan Plaosan Kidul, yang dihubungkan oleh halaman luas dengan banyak stupa dan bangunan kecil di sekitarnya. Salah satu hal yang membuat Candi Plaosan menarik adalah kisah cintanya. Candi ini dipercaya dibangun sebagai bentuk cinta Rakai Pikatan kepada istrinya, Pramodawardhani, yang merupakan seorang penganut Buddha.

Selain nilai sejarah dan arsitektur yang memukau, Candi Plaosan juga menawarkan pemandangan sawah dan alam pedesaan yang asri. Hal ini menambah daya tarik bagi pengunjung yang ingin menikmati ketenangan dan keindahan di luar hiruk-pikuk kota.

6. Candi Muara Takus, Riau

Candi Muara Takus adalah salah satu candi Buddha kuno yang terletak di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Candi ini merupakan bukti sejarah bahwa agama Buddha pernah berkembang di wilayah Sumatra, terutama pada masa Kerajaan Sriwijaya. Candi Muara Takus terdiri dari beberapa struktur candi yang terbuat dari batu bata merah, yang memberikan tampilan berbeda dibandingkan dengan candi-candi di Jawa.

Keberadaan Candi Muara Takus masih menjadi misteri, terutama karena tidak banyak catatan sejarah yang menyebutkan secara jelas kapan candi ini dibangun. Namun, candi ini diyakini memiliki hubungan erat dengan Kerajaan Sriwijaya, kerajaan maritim yang pernah berjaya di Asia Tenggara.

Kawasan Candi Muara Takus dikelilingi oleh hutan dan sungai, menciptakan suasana yang alami dan tenang. Meski terletak di wilayah yang cukup terpencil, candi ini menarik minat banyak wisatawan, terutama para arkeolog dan pecinta sejarah.

7. Candi Cetho, Karanganyar

Candi Cetho terletak di lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini adalah salah satu candi Hindu yang dibangun pada masa akhir Kerajaan Majapahit pada abad ke-15. Arsitektur Candi Cetho sangat berbeda dengan candi-candi di Jawa Tengah lainnya, dengan gaya teras bertingkat yang mirip dengan arsitektur candi di Bali.

Candi Cetho bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat untuk laku spiritual dan meditasi. Bahkan hingga saat ini, candi ini masih digunakan oleh umat Hindu Jawa sebagai tempat bersembahyang dan melakukan ritual keagamaan. Salah satu hal yang menarik dari Candi Cetho adalah pemandangan alamnya yang luar biasa. Dari candi ini, pengunjung dapat menikmati panorama Gunung Lawu dan perkebunan teh di sekitarnya.

8. Candi Sukuh, Karanganyar

Candi Sukuh adalah candi Hindu lainnya yang terletak di lereng Gunung Lawu, tidak jauh dari Candi Cetho. Candi ini dibangun pada abad ke-15 dan memiliki arsitektur yang unik, berbeda dari candi-candi Hindu pada umumnya. Struktur Candi Sukuh menyerupai piramida dengan bentuk teras bertingkat, mirip dengan kuil-kuil di Mesoamerika.

Candi Sukuh juga terkenal dengan relief dan patung-patung yang menggambarkan tema-tema kesuburan dan kehidupan seksual, yang membuat candi ini sering dianggap kontroversial. Namun, keunikan ini justru menarik perhatian banyak wisatawan, terutama mereka yang tertarik pada aspek-aspek mistis.

pergi.id

Media Informasi Wisata Terupdate dan Terpercaya

Related Articles

Back to top button